Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Zakaria

Latar Belakang

Nabi Zakaria (Zachariah dalam tradisi Kristen dan Yahudi) adalah seorang nabi yang diutus untuk umat Bani Israil pada masa itu. Beliau adalah seorang hamba Allah yang sangat taat dan seorang yang bijaksana. Zakaria bekerja sebagai seorang tukang kayu dan merupakan suami dari Elisabeth atau dalam bahasa Arab disebut Al-Yasa'bah, yang juga berasal dari keluarga yang saleh. Meskipun usia mereka sudah cukup lanjut, mereka belum dikaruniai anak.

Nabi Zakaria (AS) dikenal sebagai seorang tukang kayu atau pengrajin kayu. Sebagai seorang nabi, beliau juga berperan sebagai seorang pendakwah yang mengajarkan umatnya tentang keesaan Tuhan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari, Zakaria memiliki pekerjaan sebagai seorang tukang kayu.

Dalam Al-Qur'an, Zakaria disebutkan dengan sifat-sifat yang penuh kesabaran, ketekunan, dan ketaatan pada Allah. Beliau adalah seorang yang sangat peduli terhadap umatnya dan berdoa agar diberikan seorang anak setelah usia yang sangat lanjut. Allah kemudian mengabulkan doa beliau dengan mengaruniakan seorang anak, yaitu Yahya (John the Baptist), yang juga diangkat menjadi seorang nabi.

Profesi Zakaria sebagai tukang kayu mencerminkan kesederhanaan hidup beliau, yang meskipun memiliki kedudukan sebagai nabi, tetap menjalani kehidupan yang penuh usaha dan kerja keras. 

 

Keluarga Imran

Imran adalah nama yang merujuk pada ayah Maryam, ibu dari Nabi Isa (Yesus), dan beliau juga merupakan suami dari Hannah. Imran adalah bagian dari keluarga yang sangat dihormati dan saleh dalam sejarah Islam.

Keluarga Imran disebutkan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah Aali 'Imran (Surah 3). Dalam surah ini, keluarga Imran dianggap sebagai keluarga yang sangat diberkahi, karena melalui mereka, Allah mengaruniakan nabi-nabi besar, yaitu Isa (Yesus) dan Yahya (John the Baptist).

Secara garis besar, Imran adalah keturunan dari Nabi Daud (AS), yang berasal dari jalur keluarga yang penuh kehormatan dan ketaatan kepada Allah. Jadi, Imran adalah bagian dari silsilah keluarga besar yang penuh dengan pengabdian dan keimanan kepada Tuhan.

Untuk lebih spesifik:

  • Imran adalah ayah dari Maryam (ibu dari Nabi Isa).
  • Maryam melahirkan Isa (Nabi Yesus).
  • Imran juga dikenal sebagai salah satu dari keluarga yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai keluarga yang diberkati, dan keluarganya memiliki peran penting dalam sejarah umat manusia.
  • Zakaria dan Imran bukan ayah dan anak, tetapi mereka terhubung melalui Maryam.
  • Zakaria adalah anak dari seorang nabi yang tidak disebutkan namanya secara eksplisit dalam Al-Qur'an. Namun, dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Zakaria berasal dari keluarga yang saleh dan merupakan keturunan dari Dawud (Daud).

Jadi, Imran adalah seorang anggota keluarga yang sangat mulia dalam sejarah agama Islam, yang berkaitan erat dengan keluarga Nabi Isa.

Imran dan Zakaria memiliki hubungan kekerabatan melalui Maryam, ibu dari Nabi Isa (Yesus). Berikut adalah penjelasan hubungan antara mereka:

  1. Zakaria adalah paman dari Maryam.

    • Maryam adalah anak dari Imran dan Hannah, sementara Zakaria adalah saudara kandung dari ibu Maryam (Hannah) atau ipar dari Imran.
    • Jadi, Zakaria merupakan paman dari Maryam karena beliau adalah saudara kandung dari ibu Maryam.
  2. Zakaria juga dikenal dalam Al-Qur'an sebagai orang yang menjaga dan merawat Maryam sejak kecil. Ketika Maryam masih kecil, ia ditempatkan di mihrab (tempat ibadah) dan dijaga oleh Zakaria.

 

Doa Memohon Anak

Nabi Zakaria sangat ingin memiliki seorang anak, karena saat itu beliau merasa bahwa usia sudah semakin tua dan harapan untuk memiliki anak semakin tipis. Beliau sangat berharap untuk memiliki seorang anak yang kelak bisa meneruskan dakwahnya dan menjadi penerus dalam membimbing umat.

Dengan penuh kesabaran dan pengharapan, Nabi Zakaria berdoa kepada Allah untuk dikaruniai seorang anak, meskipun secara alami hal itu tampak mustahil. Beliau berdoa:

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat lemah tulang belakangku, dan kepalaku telah penuh uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(Surah Maryam 19:4)

Doa Nabi Zakaria ini menunjukkan keteguhan imannya dan pengharapannya kepada Allah meskipun secara fisik dan usia tidak mendukung.

 

Karunia Anak: Nabi Yahya

Sebagai jawaban atas doa Nabi Zakaria, Allah mengabulkan permohonannya dan memberinya kabar gembira tentang kelahiran seorang anak. Allah memberinya seorang putra yang kelak akan menjadi seorang nabi, yaitu Yahya (John dalam tradisi Kristen dan Yahudi).

"Allah memberi kabar gembira dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang namanya Yahya."
(Surah Al-Imran 3:39)

Meskipun Nabi Zakaria sudah lanjut usia dan istrinya juga sudah tua dan mandul, Allah menghendaki hal itu menjadi mungkin sebagai tanda kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Allah juga memberikan kekuatan kepada istrinya untuk hamil, sebagai mukjizat.

 

Tanda dari Allah

Sebagai tanda bahwa Nabi Zakaria akan memiliki anak, Allah memberikan mukjizat lainnya. Ketika Nabi Zakaria mempertanyakan bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena beliau dan istrinya sudah sangat tua, Allah memberi tanda yang luar biasa. Allah berkata bahwa beliau akan diberi kemampuan untuk berbicara hanya dengan isyarat selama tiga hari setelah dia diberi kabar tentang kelahiran anaknya.

"Dan (Allah berfirman), 'Begitulah, Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.' Maka, ia keluar dari mihrabnya untuk memberitakan kepada kaumnya bahwa ia telah dikaruniai seorang anak."
(Surah Al-Imran 3:40-41)

 

Pendidikan dan Keutamaan Nabi Yahya

Nabi Zakaria mendidik Nabi Yahya dengan penuh kasih sayang, dan Yahya tumbuh menjadi seorang nabi yang sangat saleh, bijaksana, dan pemberani. Dalam Al-Qur'an, Nabi Yahya disebut sebagai seorang nabi yang sangat menghormati dan patuh kepada Allah, serta selalu menjaga kesucian dirinya.

 

Keutamaan Nabi Zakaria

Nabi Zakaria dikenal karena kesabarannya, doa-doanya yang penuh harapan, dan keyakinannya kepada Allah. Beliau adalah contoh dari orang yang tidak pernah putus asa dalam berdoa dan berusaha meskipun keadaan tampak sulit.

 

Kematian Nabi Zakaria

Meskipun tidak disebutkan secara rinci dalam Al-Qur'an mengenai kematian Nabi Zakaria, beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau dibunuh oleh kaumnya yang tidak menerima dakwahnya, seperti halnya nabi-nabi lainnya yang menghadapi penolakan dari umatnya.

 

Hikmah dari Kisah Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria mengajarkan banyak pelajaran, seperti:

  • Doa yang tulus: Nabi Zakaria menunjukkan bahwa meskipun kondisi fisik dan usia tidak mendukung, jika kita berdoa dengan tulus dan penuh pengharapan kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan doa sesuai dengan kehendak-Nya.
  • Kesabaran dan ketekunan: Beliau adalah contoh kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi ujian hidup, terutama terkait dengan keinginannya untuk memiliki anak.
  • Kepercayaan kepada Allah: Kisah ini mengajarkan bahwa Allah memiliki kekuasaan yang tak terbatas dan bisa mengubah apa pun sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Sebutan dalam Al-Qur'an

Nabi Zakaria disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an, antara lain di Surah Al-Imran (3:37-41), Surah Maryam (19:2-15), dan Surah Al-Anbiya (21:89-90).

LANJUT KISAH NABI YAHYA