Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Ilyas

Nabi Ilyas (Elijah dalam tradisi Yahudi dan Kristen) adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah untuk mengajak umatnya kembali kepada jalan yang benar dan menyembah Allah yang Maha Esa. Kisah Nabi Ilyas (AS) tercatat dalam Al-Qur'an, terutama dalam Surah As-Saffat (37:123–132). Nabi Ilyas diutus kepada kaum Bani Israil yang pada saat itu terjerumus dalam penyembahan berhala, khususnya berhala bernama Baal. 

Penyembahan Berhala oleh Kaum Bani Israil

Pada zaman Nabi Ilyas (AS), masyarakat Bani Israil telah menyimpang dari ajaran agama yang benar dan mulai menyembah berhala, terutama berhala Baal yang dipuja oleh sebagian besar mereka. Penyembahan berhala ini dipimpin oleh seorang pemimpin yang jahat bernama Ahab. Nabi Ilyas (AS) diutus untuk memperingatkan mereka agar kembali kepada penyembahan Allah yang Maha Esa dan meninggalkan penyembahan berhala yang mereka lakukan.

Menentang Raja Ahab

Nabi Ilyas (AS) secara tegas menentang ajaran sesat yang disebarkan oleh Raja Ahab dan permaisurinya, yaitu Izebel. Izebel adalah wanita yang sangat berpengaruh, yang mendorong suaminya untuk menyembah Baal dan mengabaikan ajaran Allah. Nabi Ilyas (AS) dengan keberanian mengingatkan mereka dan menentang penyembahan berhala tersebut. Namun, perlawanan Nabi Ilyas (AS) mendapat tantangan keras dari kaum yang sudah terpengaruh oleh pemikiran Ahab dan Izebel.

Doa untuk Menghentikan Hujan

Sebagai bentuk peringatan dari Allah, Nabi Ilyas (AS) berdoa agar hujan tidak turun selama beberapa tahun. Dengan doa ini, Allah mengabulkan permintaan Nabi Ilyas (AS), dan selama beberapa waktu, terjadi kekeringan dan kelaparan yang hebat di daerah tersebut. Masyarakat Bani Israil mulai menyadari kesalahan mereka, namun mereka tetap tidak mau bertobat.

Perdebatan dengan Penyembah Baal

Untuk membuktikan siapa Tuhan yang benar, Nabi Ilyas (AS) mengundang para penyembah Baal untuk sebuah ujian besar. Nabi Ilyas (AS) meminta mereka untuk menyembelih seekor sapi dan meletakkannya di atas kayu bakar, namun tidak menyalakan api. Mereka diminta untuk berdoa kepada Baal agar api turun dan membakar korban mereka. Para penyembah Baal berdoa sepanjang hari, tetapi api tidak turun.

Kemudian, Nabi Ilyas (AS) melakukan hal yang sama, menyembelih seekor sapi, meletakkannya di atas kayu bakar, dan memerintahkan agar air dituangkan ke atasnya. Setelah itu, Nabi Ilyas (AS) berdoa kepada Allah, dan dengan izin-Nya, api turun dari langit dan membakar korban tersebut, meskipun telah disiram dengan banyak air. Ini adalah mukjizat yang jelas menunjukkan bahwa Allah-lah Tuhan yang sebenarnya.

Kaum yang Menolak Pertobatan

Meski setelah mukjizat ini, sebagian kaum Bani Israil mulai sadar dan mau bertobat, namun sebagian besar tetap menolak untuk mengikuti ajaran Nabi Ilyas (AS) dan tetap menyembah Baal. Nabi Ilyas (AS) terus berdakwah dengan penuh kesabaran, namun ia tetap mendapat perlawanan keras dari Raja Ahab, Izebel, dan sebagian besar umatnya.

Akhir Kisah Nabi Ilyas (AS)

Al-Qur'an tidak menceritakan dengan detail tentang akhir kehidupan Nabi Ilyas (AS), tetapi dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Nabi Ilyas (AS) diangkat oleh Allah dan tidak meninggal dunia seperti manusia biasa. Beberapa riwayat mengatakan bahwa beliau hidup lebih lama dan tetap berperan sebagai penjaga umat Islam. Dalam Surah As-Saffat (37:132), Allah berfirman yang menunjukkan bahwa Nabi Ilyas (AS) diberkati oleh-Nya:

"Dan sesungguhnya Ilyas (Elia) benar-benar termasuk salah seorang rasul."
(Surah As-Saffat 37:130)

"Ketika dia berkata kepada kaumnya: 'Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada Allah)?'
(Surah As-Saffat 37:131)

 

Pelajaran dari Kisah Nabi Ilyas (AS)

Kisah Nabi Ilyas (AS) mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan hati dalam mengajarkan kebenaran dan perjuangan melawan kebatilan. Nabi Ilyas (AS) menunjukkan keberanian untuk menyampaikan wahyu Allah meskipun harus menghadapi penentangan keras dari penguasa dan rakyatnya. Beliau juga mengajarkan pentingnya kembali kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap selain-Nya, serta menyadarkan umat akan kemahakuasaan dan kebesaran Allah.

Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya keikhlasan dalam berdoa dan berjuang di jalan Allah, serta menunjukkan bahwa Allah akan selalu menolong hamba-Nya yang ikhlas dan beriman, meskipun menghadapi tantangan yang sangat besar.

LANJUT KISAH NABI ILYASA