Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Hud

Nabi Hud (AS) berasal dari bangsa Ad yang merupakan keturunan Iram bin Sam bin Nuh. Kaumnya tinggal di wilayah Al-Ahqaf, yang sekarang berada di sekitar Yaman atau Oman. Kaum Ad dikenal sebagai penerus generasi setelah kaum Nabi Nuh yang hancur oleh banjir besar. Nabi Hud (AS) adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum Ad. Kaum Ad adalah bangsa yang kuat, kaya, dan hidup makmur. Mereka dikenal memiliki tubuh besar dan kemampuan membangun gedung-gedung megah di lembah-lembah.

Nabi Hud (AS) adalah keturunan ke-7 dari Nabi Nuh (AS) dan termasuk dalam garis keturunan Nabi Adam (AS). Berikut adalah garis keturunan Nabi Hud (AS) berdasarkan catatan sejarah Islam:

  1. Adam
  2. Syits (anak Adam)
  3. Anusy
  4. Qinan
  5. Mahlail
  6. Yarad
  7. Nuh
  8. Sam (anak Nabi Nuh)
  9. Iram
  10. Hud

 

Kaum `Ad dan Keangkuhan Mereka

Kaum `Ad dianugerahi kekayaan, kemakmuran, dan kekuatan fisik. Namun, mereka menjadi sombong dan melupakan Allah. Mereka menyembah berhala-berhala yang mereka ciptakan sendiri. Mereka menolak ajaran tauhid dan hidup dalam kezaliman, penindasan, dan kemaksiatan.

Allah kemudian mengutus Nabi Hud (AS) untuk memperingatkan mereka. Hud berasal dari kaum `Ad sendiri, dan ia dikenal sebagai orang yang jujur dan terpercaya.

 

Seruan Nabi Hud

Nabi Hud menyeru kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan kembali kepada Allah. Ia berkata kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”
(Surah Hud: 50)

Namun, kaum `Ad menolak seruan Nabi Hud. Mereka justru mengejeknya, dengan berkata:

“Wahai Hud, apakah engkau datang kepada kami untuk membuat kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Kami tidak akan meninggalkan penyembahan kami hanya karena ucapanmu.”
(Surah Hud: 53)

Mereka bahkan menantang Hud dengan berkata bahwa mereka lebih kuat secara fisik, memiliki kekayaan melimpah, dan merasa aman dari azab Allah.

 

Azab untuk Kaum `Ad

Karena keangkuhan mereka, Allah memperingatkan kaum `Ad melalui bencana bertahap:

  1. Kemarau Panjang: Allah menghentikan hujan untuk waktu yang lama, sehingga tanah mereka kering dan panen gagal. Namun, kaum `Ad tetap menolak bertobat.
  2. Angin Topan: Setelah kemarau panjang, Allah mengirimkan angin dingin dan topan dahsyat yang berlangsung selama tujuh malam dan delapan hari berturut-turut. Angin ini menghancurkan rumah-rumah mereka, mencabut pohon-pohon, dan melemparkan tubuh mereka seperti batang-batang pohon yang lapuk.

Allah menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya yang beriman. Hud dan kaumnya yang selamat kemudian pindah ke tempat lain dan hidup dalam ketaatan kepada Allah.

 

Hikmah dari Kisah Nabi Hud

  1. Kesombongan Membawa Kehancuran: Kaum `Ad dihancurkan karena kesombongan dan keangkuhan mereka. Kekayaan dan kekuatan tidak bisa menyelamatkan mereka dari azab Allah.
  2. Kepatuhan pada Allah: Nabi Hud menunjukkan keteguhan dalam menyampaikan kebenaran meskipun menghadapi penolakan dan ejekan dari kaumnya.
  3. Keutamaan Bertobat: Kisah ini mengajarkan pentingnya bertobat kepada Allah dan menjauhi penyembahan berhala.

Kaum `Ad yang dulu sangat kuat dan perkasa kini hanya menjadi sejarah, sebagai peringatan bagi umat manusia yang datang setelah mereka. Kisah mereka diabadikan dalam Al-Qur'an, terutama dalam Surah Hud dan Surah Al-Ahqaf.

LANJUT KISAH NABI SHALEH